“Jika kamu belum pernah
merasakan lapar hingga lantai seperti tangga berjalan dan haus hingga bibir
pecah-pecah maka kamu belum sah untuk memperoleh predikat anak kost sejati”.
Tentang prolog tulisan ini memang
tak pernah kurasakan disini, semua masih bisa dipenuhi, aku syukuri, tapi aku
gag anak rumahan bener kok hehehe, dulu pas kuliah aku sering nginap di kostan
teman, jadi taulah gejala akhir bulan anak kost ini, mau contoh? Perhatikan, jika semua barang dikamar mandi
berubah menjadi sachetan seperti sampho sachet, sabun sachet, penyedot WC
sachet maka dipastikan penghuni kost sedang menderita penyakit akhirbulanis akut. Atau jika seluruh
perlengkapat kamar mandi dalam posisi terbalik, seperti botol sampho terbalik,
sabun terbalik, odol terbalik, kloset jongkok terbalik maka dipastikan kalender
menunjjukkan tanggal 20 keatas hehehe
Nah, seumur hidup inilah pertama kalinya aku tinggal jauh dari orang tua,
istilahnya ngekost. Walau gag ngekost-ngekost amat sih, Cuma aku baru
nyadar betapa nikmat dan simpelnya hidup dengan orang tua. Awalnya aku bahagia,
menjabat sebagai anak kost ada keuntungannya sendiri.
Pertama, bisa keluar malam, tanpa dibatasi jam
berapa pulang. Ini sih
impianku dari jaman dulu heheh. Kalo pas SD pulang gag boleh diatas jam 8, SMP
diijinkan keluar hingga jam 9, pas SMA meningkat lagi, diberilah kelonggaran
hingga jam 11. apakah pas kuliah bisa pulang jam 12? Ternyata jawabannya
ENGGAK, aku bisa pulang diatas jam 12 dengan syarat tidur di teras sama
kucingku kunyuk, nah itu juga salah satu alasan mengapa aku sangat dekat ma
kunyuk, kadang saat di teras ia hadir tuk menghangatkanku, tidur disampingku
hingga aku terbangun dan mendapati mataku sulit terbuka lagi. Bukan karna
nyaman tapi karna perut kunyuk tepat diatas kepalaku.
Kedua, aku bisa belanja sendiri. Dulu saat masih tinggal ma keluarga, pasti
aku diajak untuk belanja bulanan. Biasanya di awal bulan. Awalnya sih bahagia
karna keluarga masih menganggap aku sebagai anak dan diberi penghargaan untuk
menentukan sendiri kebutuhan bulanan, hmm.. namun harapan tak selalu seindah
kenyataan. Ternyata aku diajak ke supermarket untuk membantu mamak membawakan
belanjaan. Yah, aku memang ditakdirkan hidup sebagai kuli angkut di keluarga
ini hheheh. Nah, sekarang aku bisa menentukan bahkan memplanning kebutuhan
selama sebulan dan ada kepuasan sendiri melihat kulkas penuh dengan barang
kebutuhan bulanan seperti pewangi ruangan, tisu, cotton bud dan berbagai
peralatan lainnya.
Ketiga dan sekaligus yang terakhir,bebas melakukan apa saja dirumah.
Yapppp.. kalo dirumah keluarga pastinya harus sharing beragai kegiatan dengan
anggota keluarga lainnya, seperti sharing nonton TV bareng Aby yang sudah pasti
nonton pilem korea. Atau baca koran kemarin karna koran hari ini dibaca papa
dan beberapa halaman lainnya dipakai mamak untuk bungkus cabe. Kadang jika
beruntung malah sharing kamar mandi dengan kunyuk, ni kucing emang hobby buang
air besar di kamar mandi dan ia seperti gag peduli dengan keadaan lainnya mau
orang masih mandi, atau orang masih jongkok dikloset. Pernah suatu ketika aku
boker di kamar mandi, si kunyuk nyelonong masuk ke kamar mandi dan dengan
cueknya beliau jongkok dikakiku, dan mengeluarkan mayonaise segar dari bawah
ekornya. Tepat di atas punggung kakiku. Thanx nyuk.
Itu yang membuatku betah menduda, aku mensyukuri ketiga keuntungan anak
kost ini, walau kadang ketiganya menjadi tak berarti ketika KESEPIAN melanda.
Seperti saat ini, menulis kata demi kata di laptop takkan pernah aku lakukan
ketika aku bahagia, Cuma memang aku sedang merindu, merindu pada apa yang aku
lakukan saat aku di rumah. Yapp, aku masih menyebut sukamurni 29 sebagai rumah,
dimana rumah dalam pemahamanku adalah ”suatu alasan besar yang kau tuju untuk
pulang”, rumah bukan selalu tentang bangunan, rumah tentang apapun yang
membuatmu nyaman, aman dan tenang dan berpikir ulang untuk pulang.