Cari Blog Ini

Sabtu, 28 Juni 2014

( JOMBLONISTA ) ANAK KOST

 “Jika kamu belum pernah merasakan lapar hingga lantai seperti tangga berjalan dan haus hingga bibir pecah-pecah maka kamu belum sah untuk memperoleh predikat anak kost sejati”.

Tentang prolog tulisan ini memang tak pernah kurasakan disini, semua masih bisa dipenuhi, aku syukuri, tapi aku gag anak rumahan bener kok hehehe, dulu pas kuliah aku sering nginap di kostan teman, jadi taulah gejala akhir bulan anak kost ini, mau contoh? Perhatikan, jika semua barang dikamar mandi berubah menjadi sachetan seperti sampho sachet, sabun sachet, penyedot WC sachet maka dipastikan penghuni kost sedang menderita penyakit akhirbulanis akut. Atau jika seluruh perlengkapat kamar mandi dalam posisi terbalik, seperti botol sampho terbalik, sabun terbalik, odol terbalik, kloset jongkok terbalik maka dipastikan kalender menunjjukkan tanggal 20 keatas hehehe


Nah, seumur hidup inilah pertama kalinya aku tinggal jauh dari orang tua, istilahnya ngekost. Walau gag ngekost-ngekost amat sih, Cuma aku baru nyadar betapa nikmat dan simpelnya hidup dengan orang tua. Awalnya aku bahagia, menjabat sebagai anak kost ada keuntungannya sendiri.

Pertama, bisa keluar malam, tanpa dibatasi jam berapa pulang. Ini sih impianku dari jaman dulu heheh. Kalo pas SD pulang gag boleh diatas jam 8, SMP diijinkan keluar hingga jam 9, pas SMA meningkat lagi, diberilah kelonggaran hingga jam 11. apakah pas kuliah bisa pulang jam 12? Ternyata jawabannya ENGGAK, aku bisa pulang diatas jam 12 dengan syarat tidur di teras sama kucingku kunyuk, nah itu juga salah satu alasan mengapa aku sangat dekat ma kunyuk, kadang saat di teras ia hadir tuk menghangatkanku, tidur disampingku hingga aku terbangun dan mendapati mataku sulit terbuka lagi. Bukan karna nyaman tapi karna perut kunyuk tepat diatas kepalaku.

Kedua, aku bisa belanja sendiri. Dulu saat masih tinggal ma keluarga, pasti aku diajak untuk belanja bulanan. Biasanya di awal bulan. Awalnya sih bahagia karna keluarga masih menganggap aku sebagai anak dan diberi penghargaan untuk menentukan sendiri kebutuhan bulanan, hmm.. namun harapan tak selalu seindah kenyataan. Ternyata aku diajak ke supermarket untuk membantu mamak membawakan belanjaan. Yah, aku memang ditakdirkan hidup sebagai kuli angkut di keluarga ini hheheh. Nah, sekarang aku bisa menentukan bahkan memplanning kebutuhan selama sebulan dan ada kepuasan sendiri melihat kulkas penuh dengan barang kebutuhan bulanan seperti pewangi ruangan, tisu, cotton bud dan berbagai peralatan lainnya.


Ketiga dan sekaligus yang terakhir,bebas melakukan apa saja dirumah. Yapppp.. kalo dirumah keluarga pastinya harus sharing beragai kegiatan dengan anggota keluarga lainnya, seperti sharing nonton TV bareng Aby yang sudah pasti nonton pilem korea. Atau baca koran kemarin karna koran hari ini dibaca papa dan beberapa halaman lainnya dipakai mamak untuk bungkus cabe. Kadang jika beruntung malah sharing kamar mandi dengan kunyuk, ni kucing emang hobby buang air besar di kamar mandi dan ia seperti gag peduli dengan keadaan lainnya mau orang masih mandi, atau orang masih jongkok dikloset. Pernah suatu ketika aku boker di kamar mandi, si kunyuk nyelonong masuk ke kamar mandi dan dengan cueknya beliau jongkok dikakiku, dan mengeluarkan mayonaise segar dari bawah ekornya. Tepat di atas punggung kakiku. Thanx nyuk.

Itu yang membuatku betah menduda, aku mensyukuri ketiga keuntungan anak kost ini, walau kadang ketiganya menjadi tak berarti ketika KESEPIAN melanda. Seperti saat ini, menulis kata demi kata di laptop takkan pernah aku lakukan ketika aku bahagia, Cuma memang aku sedang merindu, merindu pada apa yang aku lakukan saat aku di rumah. Yapp, aku masih menyebut sukamurni 29 sebagai rumah, dimana rumah dalam pemahamanku adalah ”suatu alasan besar yang kau tuju untuk pulang”, rumah bukan selalu tentang bangunan, rumah tentang apapun yang membuatmu nyaman, aman dan tenang dan berpikir ulang untuk pulang.



Kamis, 03 Oktober 2013

[JOMBLONISTA] MENANTANG KENANGAN



Siapapun di dunia ini pasti memiliki momen yang membekas dihidupnya. Momen ini biasa disebut sebagai kenangan. Kenangan identik dengan sesuatu yang indah, namun bisa juga sebagai sesuatu yang buruk. Apapun itu kenangan adalah kisah masa lalu yang berbekas hingga saat ini.

Saat terduduk sendiri ditengah hujan kadang kenangan hadir dengan sendirinya, dan ini pantas dipertanyakan,. Kenapa kenangan selalu datang saat hujan? Mungkinkah karna hujan adalah musik tersyahdu yang diciptakan oleh alam. Apapun itu kenangan selalu hadir kapanpun ia mau, tak hanya saat hujan.

Kenangan juga merupakan tema favorit bagi musisi. Entah berapa banyak lagu yang tercipta dari sebuah kata yang terdiri dari 8 huruf ini. Dari “Sepanjang Jalan Kenangan”, “Pantas Dikenang” hingga “Kenanglah” bahkan lagu anak-anak memakai tema ini juga, aku lupa judulnya tapi liriknya kurang lebih “disini kenang disana kenang dimana-mana hatiku gendang”. Sudahlah..

Pernah suatu hari saat aku duduk di pinggir kali sambil menari menikmati kuah kari di pagar pak umar. Kenangan hadir secara mem**babibuta. Bayangan masa kecil saat di Padang lah yang hadir saat itu. Saat aku menghabiskan pagiku di sungai yang jernih, saat aku menghabiskan siangku bermain layang di lapangan, mengabiskan soreku bermain bola dan diakhiri malam dengan tidur di atas aspal menatap bintang di langit. Romantis sekali masa mudaku,. Inilah bahagia yang sebenarnya. Kenangan ini membuat aku merenung lagi apakah yang aku lakukan ini adalah apa yang aku bayangkan di masa lalu? Apakah yang aku lakukan saat ini adalah kebahagiaan yang aku bayangkan di masa lalu? Jawabannya tidak. Saat itu otak bodohku dan pemikiran pendekku berkata,. Bahagiaku adalah ketika aku melewati aktivitas masa kecilku di Padang dahulu. Dan 2 minggu kemudian aku dapat tawaran ke Padang dan aku melakukan hal-hal dimasa kecilku,. Aku menemukan jawaban,.. Itulah bahagia..

Itu sebabnya, saat dahulu aku dihukum ditidurkan di lapangan ditengah malam yang dingin tak membuat aku resah. Aku bahagia saat itu. Aku diberi kesempatan untuk kembali melihat bintang seperti kenangan masa laluku.

Dan,...

Saat ini aku berdiri di pinggir Tol Belmera, setelah 7 bulan jauh dari keluarga karna mencari sesuap sawit dan segepok pupuk kandang. Akhirnya aku kembali di kota ini. Kota yang penuh dengan segala masa laluku. Gudang kenangan,. Kota Medan. Entah apa saat itu dipikiranku hingga aku berniat kembali ke kota ini. Padahal aku tak pernah berniat, berbeda dengan teman-teman sekotaku yang berharap untuk kembali hingga memohon dengan atasan masing-masing. Aku yang tak pernah meminta malah diongkosi untuk kembali. Kembali ke tebing tinggi sih, cuman entah mengapa saat itu aku meminta singgah ke Medan. Otak ini lagi blank mungkin.. Dan manajer pun memberi izin,.

Akupun menelusuri jalan kota yang seperti biasa ramainya .Angin yang berhembus di kota ini menundukkan aku,. Entah kebetulan apa yang membawaku kembali,. Ditempat dimana aku biasa melangkah, denganmu,. Tapi kali ini berbeda, kali ini aku ditemani seseorang yang jauh berbeda. Sejujurnya angin kenangan ini terlalu berat untukku,. Harapan untuk membahagiakan sirna sudah,. Aku salah,. Kenangan ini betul-betul berat untuk di ulang lagi,. Inilah sakit sebenarnya,. Sakit yang aku pendam beberapa waktu lalu,. Menantang kenangan adalah kesia siaan,.

Kenangan tak selalu menjanjikan keindahan,. Kenangan kadang membuat kita lumpuh tuk melangkah lebih tinggi,. Namun kenangan adalah kenangan.. pada akhirnya kenyataan di depanlah yang harus dihadapi. Kenangan yang indah adalah penyegar masa depan,. Kenangan lainnya adalah pelajaran. Takkan ada manusia waras yang akan kembali ke jalan lumpur sedangkan didepan jalan panjang mulus jauh terbentang