Siapapun di dunia ini pasti memiliki momen yang membekas
dihidupnya. Momen ini biasa disebut sebagai kenangan. Kenangan identik dengan
sesuatu yang indah, namun bisa juga sebagai sesuatu yang buruk. Apapun itu
kenangan adalah kisah masa lalu yang berbekas hingga saat ini.
Saat terduduk sendiri ditengah hujan kadang kenangan hadir
dengan sendirinya, dan ini pantas dipertanyakan,. Kenapa kenangan selalu datang
saat hujan? Mungkinkah karna hujan adalah musik tersyahdu yang diciptakan oleh
alam. Apapun itu kenangan selalu hadir kapanpun ia mau, tak hanya saat hujan.
Kenangan juga merupakan tema favorit bagi musisi. Entah
berapa banyak lagu yang tercipta dari sebuah kata yang terdiri dari 8 huruf
ini. Dari “Sepanjang Jalan Kenangan”, “Pantas Dikenang” hingga “Kenanglah”
bahkan lagu anak-anak memakai tema ini juga, aku lupa judulnya tapi liriknya
kurang lebih “disini kenang disana kenang dimana-mana hatiku gendang”.
Sudahlah..
Pernah suatu hari saat aku duduk di pinggir kali sambil
menari menikmati kuah kari di pagar pak umar. Kenangan hadir secara
mem**babibuta. Bayangan masa kecil saat di Padang lah yang hadir saat itu. Saat aku
menghabiskan pagiku di sungai yang jernih, saat aku menghabiskan siangku
bermain layang di lapangan, mengabiskan soreku bermain bola dan diakhiri malam
dengan tidur di atas aspal menatap bintang di langit. Romantis sekali masa
mudaku,. Inilah bahagia yang sebenarnya. Kenangan ini membuat aku merenung lagi
apakah yang aku lakukan ini adalah apa yang aku bayangkan di masa lalu? Apakah
yang aku lakukan saat ini adalah kebahagiaan yang aku bayangkan di masa lalu?
Jawabannya tidak. Saat itu otak bodohku dan pemikiran pendekku berkata,.
Bahagiaku adalah ketika aku melewati aktivitas masa kecilku di Padang dahulu. Dan 2
minggu kemudian aku dapat tawaran ke Padang
dan aku melakukan hal-hal dimasa kecilku,. Aku menemukan jawaban,.. Itulah
bahagia..
Itu sebabnya, saat dahulu aku dihukum ditidurkan di lapangan
ditengah malam yang dingin tak membuat aku resah. Aku bahagia saat itu. Aku
diberi kesempatan untuk kembali melihat bintang seperti kenangan masa laluku.
Dan,...
Saat ini aku berdiri di pinggir Tol Belmera, setelah 7 bulan
jauh dari keluarga karna mencari sesuap sawit dan segepok pupuk kandang.
Akhirnya aku kembali di kota
ini. Kota yang
penuh dengan segala masa laluku. Gudang kenangan,. Kota
Medan. Entah
apa saat itu dipikiranku hingga aku berniat kembali ke kota ini. Padahal aku tak pernah berniat,
berbeda dengan teman-teman sekotaku yang berharap untuk kembali hingga memohon
dengan atasan masing-masing. Aku yang tak pernah meminta malah diongkosi untuk
kembali. Kembali ke tebing tinggi sih, cuman entah mengapa saat itu aku meminta
singgah ke Medan.
Otak ini lagi blank mungkin.. Dan manajer pun memberi izin,.
Akupun menelusuri jalan kota
yang seperti biasa ramainya .Angin yang berhembus di kota ini menundukkan aku,. Entah kebetulan
apa yang membawaku kembali,. Ditempat dimana aku biasa melangkah, denganmu,. Tapi
kali ini berbeda, kali ini aku ditemani seseorang yang jauh berbeda. Sejujurnya
angin kenangan ini terlalu berat untukku,. Harapan untuk membahagiakan sirna
sudah,. Aku salah,. Kenangan ini betul-betul berat untuk di ulang lagi,. Inilah
sakit sebenarnya,. Sakit yang aku pendam beberapa waktu lalu,. Menantang kenangan
adalah kesia siaan,.
Kenangan tak selalu menjanjikan keindahan,. Kenangan kadang
membuat kita lumpuh tuk melangkah lebih tinggi,. Namun kenangan adalah
kenangan.. pada akhirnya kenyataan di depanlah yang harus dihadapi. Kenangan
yang indah adalah penyegar masa depan,. Kenangan lainnya adalah pelajaran. Takkan
ada manusia waras yang akan kembali ke jalan lumpur sedangkan didepan jalan
panjang mulus jauh terbentang